Duh Ternyata Salah! Beberapa Mitos Seputar Sains Ini Tak Boleh Lagi Kamu Percayai, Salah Kaprah!



Ilmu pengetahuan alam itu memang luas. Dulu ketika zaman SD, kita belajar ilmu sains yang membahas berbagai topik yang menarik, seperti mekanisme bumi berotasi, gravitasi bumi, bulan, dan masih banyak lagi.

Menginjak SMP dan SMA, kita diperkenalkan cakupan pembahasan sains yang lebih luas. Ada Fisika, Biologi, Kimia, dan Geografi. Semuanya membahas fenomena alam dan cara alam bekerja. Namun tahukah kamu terdapat sejumlah mitos, kesalahpahaman, dan ketidakakuratan informasi sains yang kita percayai selama bertahun-tahun?

Informasi keliru tersebut bisa jadi karena kita terima apa adanya tanpa melakukan penelusuran lebih jauh. Atau bisa juga karena perkembangan ilmu sains terbaru sehingga data lama tak lagi relevan.

Nah, kali ini brilio.net akan bagikan mitos seputar sains yang dilansir dari tech insider, Jumat (18/3).


1. Matahari berwarna kuning

foto: NASA

Kalau kamu melihat matahari di siang hari, warnanya memang terlihat kuning. Tapi sebenarnya, cahaya matahari itu berwarna putih. Atmosfer bumi lah yang membuat warna matahari seolah-olah jadi kuning. Atmosfer membelokkan cahaya melalui efek yang disebut hamburan Rayleigh. Fenomena inilah yang juga membuat langit tampak biru dan menyebabkan matahari berwarna kuning kemerah-merahan saat tenggelam.

Sumber: NASA, NOAA, Washington University, dan University College London


2. Gurun terluas di dunia adalah Sahara

foto: REUTERS/Deborah Zabarenko

Yang namanya gurun itu tak selalu dataran pasir yang luas dengan suhu yang panas. Tempat luas yang kering dan tidak berpenghuni juga bisa disebut gurun, contohnya Antartika. Karena di tempat ini nyaris tidak ada hujan dan dihuni beberapa jenis hewan saja. Antartika memiliki luas 5,4 juta mil persegi. Sementara Sahara hanya seluas 3,6 juta mil persegi.

Sumber: USGS, NASA, dan Encyclopedia of Earth


3. Ilmu astrologi bisa memprediksi masa depanmu

foto: Flickr

Rasanya sangat naif jika menggambarkan nasib masa depan berdasarkan pergerakan matahari, bintang, planet, dan bulan. Ironisnya, masih banyak orang yang menggantungkan keberuntungan mereka pada ramalan zodiak. Para ilmuwan pun sudah berkali-kali melakukan pembuktian ilmiah. Hasilnya apa? Astrologi tidak lebih dari metode mengundi nasib.

Sumber: The Humanist, Comprehensive Psychology, dan Nature


4. Sinyal telepon memantul dari satelit

foto: iStock

Kalau untuk ponsel satelit memang begitu mekanismenya. Tapi kalau untuk ponsel yang kamu gunakan setiap hari, metodenya berbeda. Ponsel akan memancarkan sinyal radio nirkabel dan melakukan pencarian, ping, dan relay data dari dan ke menara seluler terdekat.

Ketika kamu menelepon, menara terdekat menghubungkan ke ponsel lain melalui jaringan yang luas dari koneksi tower ke tower dan kabel optik. Dengan kata lain, peran satelit cakupannya lebih luas untuk seluruh dunia. Namun untuk komunikasi data, hampir 99% melalui kabel bawah laut.

Sumber: Global Data Systems dan Tech Insider


5. Tembok Besar China satu-satunya bangunan yang bisa dilihat dari ruang angkasa

foto: Matt Barber

Tembok Besar China bukanlah satu-satunya bangunan yang terlihat dari ruang angkasa. Tergantung dari ruang angkasa sebelah mana kamu melihatnya. Dari Stasiun Luar Angkasa Internasional misalnya, kamu dapat melihat dinding dan banyak bangunan buatan manusia lainnya. Sedangkan kalau dari bulan, kamu tidak dapat melihat bangunan sama sekali, hanya cahaya redup dari lampu-lampu kota.

Sumber: NASA


6. Gravitasi bulan menyebabkan pasang surut air laut

foto: NOAA

Tidak sepenuhnya benar. Pada sisi bumi yang menghadap bulan, gravitasi bulan memang menarik air yang menyebabkan pasang. Tapi tarikan bulan ini juga sedikit melemahkan gravitasi di sisi lain dari Bumi.

Penyebab pasang surut sebenarnya ada inersia air dari rotasi bumi. Saat berputar dengan kecepatan sekitar 1.040 mph, bumi 'menghempaskan' air yang berlawanan dengan bulan. Sementara di sisi bumi yang lain, air menyurut dan mengalir untuk membentuk pasang.

Sumber: Tech Insider, NOAA, dan NASA


7. Bumi berbentuk bulat sempurna

foto: NASA

Bumi berputar dengan kecepatan 1.040 mph. Kecepatan ini mengakibatkan kutub planet menjadi pipih dan tonjolan di sekitar khatulistiwa. Akibat pemanasan global dan mencairnya gletser, para ilmuwan memprediksi bahwa tonjolan kini berkembang sehingga bentuk bumi semakin oval.

Sumber: StarrySkies.com dan MythBusters the Exhibition


8. Everest adalah gunung tertinggi di dunia

foto: Creative Commons

Everent memang gunung tertinggi di dunia jika diukur dari permukaan laut. Namun kalau diukur dari dasar hingga puncak, gunung tertinggi sedunia sebenarnya Mauna Kea di Hawaii.

Everest memiliki ketinggian 29.035 kaki di atas permukaan laut. Sedangkan Mauna Kea hanya mempunyai ketinggian 13.796 kaki di atas permukaan laut. Namun Mauna Kea memanjang sekitar 19.700 kaki di bawah Samudera Pasifik. Jadi kalau ditotal, ketinggian Mauna Kea sekitar 33.500 kaki atau hampir satu mil lebih tinggi dari Everest.

Sumber: Tech Insider

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Duh Ternyata Salah! Beberapa Mitos Seputar Sains Ini Tak Boleh Lagi Kamu Percayai, Salah Kaprah!"

Posting Komentar