Sudah dua hari berturut-turut, massa pendukung Ahok melakukan demo sampai malam. Dari sejak Ahok divonis 2 tahun oleh PN Jakarta Utara pada Selasa (9/5/2017), bahkan hingga Kamis dinihari masa pendukung Ahok melakukan demo. Bukan saja anarkis, bakar-bakaran, yang jelas telah mengganggu ketertiban umum, juga masa pendukung Ahok menyandera pegawai Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Namun semua ini dibiarkan pihak kepolisian. Jelas-jelas para pendukung Ahok telah melanggar aturan terkait unjuk rasa. Mereka anarkis. Tapi kenapa tidak dibubarkan?
Demo Pro-Ahok Diizinkan Melebihi Batas Waktu, Polisi: Kami Melihat Sisi Lain
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Polisi Andry Wibowo menjelaskan alasan tidak dibubarkannya massa Pro-Ahok itu. Dia membenarkan aturan legalistik yang membatasi massa unjuk rasa pada pukul 18.00 WIB. "Tapi polisi juga melihat sisi yang lain, tentunya medan, kemudian taktis, lalu struktur massa, itu perempuan dan anak-anak semua," ujar Andry Rabu (10/5), seperti dikutip Republika.
Menurut Andry, mengambil tindakan pembubaran pada aksi massa Pro-Ahok itu sangat berbahaya. Sehingga polisi pun lebih menitikberatkan pertimbangan kemanusiaan lebih tinggi daripada pertimbangan lain. Andry menjelaskan polisi menjalankan hukum secara operasional di lapangan. Tidak dilakukannya pembubaran pada aksi massa Pro-Ahok menurut dia disesuaikan dengan keadaan lapangan. Pada prinsipnya, pendekatan pada massa pun menurut Andry sama.
"Persuasif, preemtif, kemudian juga represif. Kemudian pemilihan itu disesuaikan di lapangan," ujarnya menambahkan.
Link: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/05/10/opq3d7365-demo-proahok-diizinkan-melebihi-batas-waktu-polisi-kami-melihat-sisi-lain
TAPI... sangat berbeda dengan sikap aparat saat menghadapi Aksi Umat Islam 55. Statemen aparat langsung galak kalau menghadapi Umat Islam.
Polisi: Jika Massa Melawan, Sikat Saja
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Simpatik 55 yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) diamankan oleh 4.454 personil. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Suyudi Aryo Seto mengimbau anggota polisi yang mengamankan Aksi Simpatik 55 pada Jumat (5/5) agar bertindak maksimal dalam mengamankan aksi.
"Lakukan tindakan cepat, jika massa akan diamankan melawan, maka sikat saja, jangan sampai kita kalah setting dengan massa," ujar Suyudi pada anggotanya di Jakarta Pusat, Jum'at (5/5).
Link: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/17/05/05/opgvla384-polisi-jika-massa-melawan-sikat-saja
ADA APA WAHAI APARAT?
KENAPA PILAH PILIH SIKAP DALAM MENGHADAPI SAMA-SAMA RAKYAT?
YANG BERBAJU PUTIH, KALIAN TEGAS LANGSUNG SIKAT
TAPI YANG BERBAJU KOTAK-KOTAK, KALIAN BIARKAN, WALAU JELAS MELANGGAR ATURAN
KALIAN DIBERI WEWENANG OLEH RAKYAT UNTUK MENJAGA DAN MENEGAKKAN KEADILAN.
KEMBALILAH KE PANGKUAN RAKYAT
0 Response to "Beda Perlakuan Aparat: Saat Aksi Umat Islam 55, Polisi: Jika Massa Melawan, Sikat Saja; Demo Pro-Ahok Anarkis Dibiarkan"
Posting Komentar