Benarkah Komunis Sudah Mati? Lalu Mengapa Puisi Taufik Ismail Dicemooh?



  Apakah komunis sudah mati dan lenyap?

Amien Rais menjawab tegas, mereka yang menyatakan komunis sudah tidak ada, sedag mencoba menipu.

Jendral Ryamizard Ryacudu bahkan lebih tegas lagi.

"Ditertawakan, nggak ada itu bahaya laten, kemudian komunis sudah tidak ada lagi, tapi disebut-sebut sekarang muncuk. Jadi, kita patut curigai itu yang bilang nggak ada, mungkin dia yang komunis," tegasnya.

Sekedar mengingatkan, penyair Taufik Ismail pun pernah mendapat cemoohan dari keluarga narapidana politik tahun 1965 yang menghadiri Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa, 19 April 2016.

Saat itu, di sela-sela simposium, panitia meminta Taufik Ismail untuk tampil membacakan puisi.

Namun, ketika puisi yang berkisah tentang cucunya dibacakan, Taufik justru mendapat respons berupa seran "huu..." dan cemooha  negatif lain dari sejumlah peserta simposium yang hadir.

Salah satu yang hadir, Ilham Aidit, anak dari Dipa Nusantara Aidit, bahkan berteriak ke arah Taufik sembari berteriak, "Provokator!". Teriakan Ilham ini pun diikuti oleh peserta lain.

Sebenarnya, tak ada yang istimewa dalam puisi Taufik Ismail, karena ia hanya mengisahkan kegelisahan para cucunya.

Tak ada yang salah dalam puisi Taufik Ismail karena memang kenyataannya, telah terjadi pembantaian massal di negara penganut paham komunis.

Lalu mengapa para peserta harus meradang dan mencemooh? Tidakkah tindakan itu justru semakin menguatkan tudingan bahwa upaya kebangkitan kembali PKI melalui berbagai ruang diplomasi benar adanya.

Berikut video pembacaan puisi Taufik Ismail yang memerahkan telinga keluarga anggota PKI.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Benarkah Komunis Sudah Mati? Lalu Mengapa Puisi Taufik Ismail Dicemooh?"

Posting Komentar