Aksi peduli Rohingya yang digelar Jumat, 8 September 2017 menyisakan luka bagi sebahkan umat Islam. Umat Islam dilarang melakukan doa dan aksi solidaritas di tempat yang selama ini dinisbatkan sebagai simbol toleransi.
Aksi itu pun dihalanghalangi. Mulai dari buzzer, para die harder Presiden Jokowi hingga pihak kepolisian. Alasannya? Mulai dari soal mengurangi pendapatan daerah, membuat masjid di daerahasal kosong, sampai menyebut bahwa orang yang bela Rohingya itu overdosis agama. Sampaisampai, di Magelang pun ada spanduk, "Bela Rohingya itu dengan doa, bukan unjuk rasa". MIRIS.
Bagai tak punya rasa kemanusiaan, upaya pelarangan aksi itu juga dikuatkan oleh pihak kepolisian.
Dikutip dari Detik, pihak kepolisian melarang aksi bela Rohingya di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah karena merujuk pada aturan yang melarang unjuk rasa di situs purbakala.
"Pada prinsipnya untuk di beberapa tempat tertentu kan tidak dibolehkan seperti misalnya rumah sakit, tempat pendidikan, kemudian situssitus juga, situs purbakala," kata Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul di gedung Divisi Humas, Mabes Polri, Jalan Trumojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 4 September 2017.
Martinus mengatakan semua aksi unjuk rasa harus melalui prosedur pengajuan ijin kepada aparat keamanan. "Itu juga harus mengajukan izin," imbuh dia. Sementara dari pihak Polda Jateng menegaskan bahwa sesuai aturan, aksi unjuk rasa tidak diperbolehkan di tempat ibadah.
Apalagi Candi Borobudur bukan hanya tempat ritual umat beragama Buddha, namun juga aset nasional yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya dunia dari Unesco.
Sementara itu, dikutip dari TribunBali, Jendral Tito Karnavian dengan tegas melarang aksi peduli Rohingya di Borobudur.
"Aksi Borobudur dilarang! Saya perintahkan Kapolda Jateng, jangan memberi izin," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 5 September 2017.
Tito dengan tegas mengatakan, Candi Borobudur merupakan lokasi tujuan wisata Indonesia dan tempat bersejarah yang harus dijaga kelestariannya.
Dengan lobi susah payah akhirnya aksi diperbolehkan, dengan lokasi dipindahkan ke Masjid yang agak jauh, agar tidak ada foto Borobudur menyatu dengan umat muslim berbaju putih.
Setelah disanggupi, ribuan peserta yang datang dengan damai dicegah, dihalanghalangi masuk ke area aksi.disuruh pulang. Banyak yang lolos pun harus menyusur kali berbatu atau jalan kaki.
Acara disabotase semua. Penjagaan sangat ketat, bahkan dikabarkan area Borobudur berada dalam kondisi siaga satu.
Semua hadangan dan larangan tersebut berbanding 180° dengan Aksi #PrayforParis Seniman yang digelar di Candi Borobudur. Dikutip dari KOMPAS, aksi #PrayforParis ini digelar oleh para seniman Borobudur.
"Kita berduka atas tragedi Paris, air mata dimanamana, keadilan harus ditegakkan, manusia tidak boleh saling membunuh, harus berdamai tanpa saling menyakiti, sakit rasanya melihat tragedi Paris. Dunia berduka."
Begitulah sepenggal orasi kegelisahan seniman Borobudur, Umar Chusaeni, di tengah aksi keprihatinan seniman atas aksi terorisme di Paris Prancis yang diadakan di taman Aksobya candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2015).
Umar bersama belasan seniman yang tergabung dalam Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) melakukan aksiteatrikal dengan latar belakang Candi Borobudur. Tubuh mereka berlumuran lumpur.
Sebagian dari bereka berbaring dengan badan berlumur cat merah sebagai simbol korban penembakan teroris Paris.
Dua fakta yang salin bertolak belakang ini menunjukkan, bahwa aparat dan birokrat Indonesia masih menerapkan STANDAR GANDA dalam menegakkan aturan hukum.
Jika umat muslim diminta untuk tidak membawa konflik Rohingya ke Indonesia, mengapa pemerintah memfasilitasi upaya memindahkan konflik Paris ke Indonesia?
Jika umat muslim dipersulit untuk menginjak kesucian Borobudur, mengapa polisi mengizinkan aksi para seniman untuk Paris? MIRIS!
Dari berbagai sumber.
-kabarviral/portal
0 Response to "NAHLOH KETAHUAN!! Borobudur BOLEH Dipakai Untuk #PrayforParis, Tapi Giliran Untuk #SaveRohingya TIDAK BOLEH!"
Posting Komentar