Bukan Metro TV namanya kalau tak membuat headline berita yang bombastis dan menyudutkan Islam.
Dalam berita terjudul Kaum Intoleran Anggap Korupsi Wajar, Metro TV memilih menggunakan judul yang jelas akan membuat gaduh, ketimbang memilih judul yang lebih adem dari hasil survey Lembaga Survey Indonesia.
Berikut kutipannya:
"Tingkat religiositas warga baru berdampak pada level normatif, belum pada perilaku. Namun, pada kelompok yang intoleran, semakin intoleran, semakin memaklumi praktik korupsi," ujar Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskrido Ambardi saat memaparkan hasil survei LSI di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu, 15 November 2017.
Survei bertajuk Korupsi, Religiositas dan Intoleransi itu digelar LSI pada periode 16-22 Agustus 2017. Survei melibatkan 1.540 responden menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,6% .
LSI menyimpulkan pandangan masyarakat terhadap korupsi memprihatinkan. Dari total responden, 30,4% menganggap gratifikasi merupakan hal wajar.
Angka yang hampir sama (35,2%) juga ditemukan pada sikap pemakluman masyarakat terhadap tindakan kolusi.
"Tiga dari lima orang warga Indonesia beranggapan bahwa gratifikasi dan kolusi merupakan praktik lumrah yang dapat diterima," ujarnya.
Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan hasil survei LSI menunjukkan ada split personality di kalangan umat muslim.
"Mereka beriman, beribadah, tapi apa yang diajarkan dalam agamanya itu tidak dilakukan dalam kehidupan sehari-sehari," jelasnya.
Ia juga menganggap wajar adanya kecenderungan kelompok intoleran berperilaku koruptif.
"Terjadi unholy alliances antara intoleransi dan korupsi. Mereka yang intoleran memang cenderung pragmatis ," imbuhnya.
--------
Sayangnya, framing kelompok intoleran cenderung permisif terhadap tindak koruptif -yang coba dikaitkan dengan pernyataan Azyumardi Azra ini-- sangat berbeda dengan fakta yang selama ini terungkap.
Pertama, kelompok religius intoleran, bukan saja melulu mengacu pada kelompok islam garis keras. Karena, kenyataannya, ada banyak pelaku tindak korupsi berasal dari kelompok intoleran non-Islam. Contohnya korupsi dana talangan BLBI dan Century.
Kedua, ditilik dari pemenang "kejuaraan korupsi", partai palin korup justru bukan partai berbasis agama, melainkan partai bersendi nasionalis.
Entah apa tujuan Metro TV memelintir hasil survey LSI dengan menggiring opini bahwa kelompok intoleran hanya ada pada kelompok muslim.
Berikut tanggapan netizen:
0 Response to "SPIN Hasil Survey LSI Kaum Intoleran Anggap Korupsi Wajar, Metro TV Dapat TABOKAN Telak Netizen"
Posting Komentar