Masih terngiang jelas ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2015 lalu.
Seperti dikutip dari KOMPAS, saat itu Jokowi memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2015 akan berada di level 4,67 persen. Dia yakin angka itu akan melambung jauh pada semester kedua mulai bulan September.
"Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke atas)," kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu, 5 Agustus 2015.
Namun kenyataannya, pada bulan September 2015 hal tersebut tidak terjadi. Begitu juga dengan bulan September 2016.
Memasuki bulan September 2017, netizen ternyata menangkap gejala-gejala "September Meroket" yang dimaksud oleh Jokowi.
Berikut gejala September Meroket yang sudah muncul sejak awal tahun 2017.
1. 30 Gerai Seven Eleven Tutup
Sebanyak 30 gerai 7 Eleven (Sevel) tutup di awal tahun 2017 ini. Jumlah gerai yang ditutup itu meningkat dari tahun 2016 sekitar 20 gerai. Apa alasannya?
Corporate Secretary PT Modern Putra Indonesia, Tina Novita, mengatakan sejumlah gerai yang tutup di awal tahun ini karena ada beberapa toko tidak dapat mencapai target perusahaan.
Ia mengatakan, sejak tahun 2015, pendapatan Sevel menurun karena situasi ekonomi sedang melemah sehingga perusahaan mengevaluasi kinerja toko yang tidak mencapai target untuk mengurangi biaya operasional.
"Kebanyakan karena penjualannya turun karena waktu itu tahun 2015 ekonomi sedang tidak bagus kan, daya saing tinggi, konsumer belinya rendah jadi angkanya itu performanya menurun," ujar Tina, Rabu 1 Maret 2017.
2. Tak Menguntungkan, Dua Gerai Hypermart Ditutup
PT Matahari Putra Prima Tbk menutup dua gerai Hypermart yang dianggap tak menguntungkan. Perusahaan menganggap penutupan gerai sebagai proses normal dalam menjalankan bisnis.
“Sampai saat ini ada dua gerai yang tutup karena berbagai faktor seperti lokasi yang sudah tidak mendukung,” kata Sekretaris Perusahaan Danny Kojongian, Selasa 11 Juli 2017.
3. Bangkrutnya Produsen Jamu Nyonya Meneer
PT Nyonya Meneer dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Beratnya beban utang yang ditanggung, membuat perusahaan tak lagi sehat.
Selain beban utang, sengketa perebutan kekuasaan antarkeluarga disebut-sebut menjadi pemicu bangkrutnya perusahaan yang lahir sejak 1919 tersebut.
4. Merugi, Ramayana Tutup 8 Gerai
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk menutup delapan gerainya,Senin 8 Agustus 2017
Unit bisnis supermarket jaringan ritel pemilik merek Ramayana, Robinson, serta Cahaya, disebut-sebut merugi. Manajemen terpaksa menyetop operasional delapan gerai divisi supermarket karena merugi.
5. Matahari Tutup Dua Gerainya
Berita mengenai akan ditutupnya dua gerai milik PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) di Pasaraya Manggarai dan Pasaraya Blok M mendapatkan tanggapan dari analis pasar modal.
Hans Kwee, analis dari Investa Saran Mandiri, mengatakan bahwa secara industri, saat ini pelaku industri ritel memang mendapatkan tantangan yang sangat berat dari berbagai sisi, yakni dari sesama pemain industri ritel, dari pelaku industri ritel online, serta dari sisi gaya hidup masyarakat.
Hans mengatakan, kabar akan ditutupnya gerai Matahari sebenarnya sudah diutarakan pihak manajemen sekitar 2 bulan lalu. menurut Matahari, satu gerainya mereka mengelola sekitar 500 karyawan.
Netizen pun berkomentar.
Awalnya Sevel, Disusul Nyonya Meneer, Sekarang Matahari, Ramayana, Hypermart Mulai Tutup Gerai.Apakah Ini Tanda2 Ekonomi Meroket September? pic.twitter.com/dbDY7bLnVw— M. Khumaini (@mkhumaini) September 19, 2017
0 Response to "SEPTEMBER "MEROKET", Sevel Bangkrut. Matahari, Ramayana, dan Hypermart Tutup Gerai"
Posting Komentar